Namaku Ridwan, umurku 25 tahun, wajahku biasa-biasa saja, postur tubuhku juga standar, tinggi 168 cm dan berat 55 kg. Tapi entah kenapa sejak sekolah dulu banyak sekali wanita yang mengejar-ngejarku. Mungkin karena otakku yang cerdas dan kepandaianku bergaul atau karena aku memang memiliki daya tarik sendiri. Aku tinggal di suatu daerah strategis di jakarta selatan. Aku seorang wiraswastawan. Aku membuka sebuah toko handphone (HP) di wilayah perkantoran di Jakarta Selatan.
Kisahku berawal kurang lebih 2 tahun yg lalu. Dengan kepandaianku berdagang, saat itu aku telah memiliki banyak pelanggan di tokoku. Kebanyakan dari mereka adalah para karyawan yg bekerja di wilayah perkantoran itu. Salah satunya sebut saja Mbak Ella, usianya 37tahun. Ia adalah seorang manager di suatu perusahaan. Wajahnya cukup menarik, dengan kulit putih bersih. Tubuhnya sangat seksi, padat, dan berisi. Maklum karena dia sering aerobik dan olahraga. Yang menjadi pusat perhatianku adalah payudaranya. Bentuknya tidak terlalu besar, tapi terlihat serasi dengan postur tubuhnya. Aku sering membayangkan jika suatu saat bisa meremas bahkan meminum susunya.
Setiap jam makan siang Mbak Ella selalu mampir ke tokoku. Terkadang membeli voucher, cashing HP, atau sekedar ngobrol denganku. Mungkin karena wawasanku yg luas, aku bisa mengimbangi pembicaraannya. Karena itulah ia senang menghabiskan jam istirahatnya di tokoku. Aku akui, aku sering grogi bila dekat dengannya. Gayanya sedikit centil dan genit. Tapi yg membuatku salah tingkah adalah postur tubuhnya. Kadang aku tak tahan untuk melahap tubuh yg seksi itu. Apalagi bentuk bibirnya ketika berbicara, uhh aku ingin segera mengulumnya. Mbak Ella adalah fantasi seksku ketika beronani.
Aku masih ingat betul, hari itu adalah hari minggu, kurang lebih jam 5 sore. Aku sedang istirahat di rumah ketika HPku berdering.
"Hallo Ridwan, selamat sore. Maaf mengganggu, kamu lagi sibuk gak?" ternyata Mbak Ella yang menelponku.
"Enggak kok Mbak. Saya sedang istirahat. Kalo boleh tahu, ada apa nih sore-sore telepon, mau ngajak makan apa nonton. He.. he..?" candaku.
"Ah kamu, kalo masalah itu sih gampang. Tapi ada yg lebih penting nih?"
"Ada apa Mbak?" aku jadi penasaran.
"Begini, tadi tiba-tiba saja HPku rusak, tidak ada suaranya. Kamu bisa gak ke rumahku sekarang? Masalahnya besok pagi-pagi aku harus berangkat ke luar kota, kalo gak ada HP, wah bisa kacau dong. Kamu bisa kan?"
"Ok deh, demi Mbak saya selalu siap. Tapi dimana alamat rumah Mbak?"
Setelah mendapat alamat yg diberikan aku segera berangkat kesana.
Jam tujuh tepat, aku telah sampai di depan sebuah rumah mewah di suatu kawasan elit di jakarta selatan. Hujan turun rintik-rintik. Setelah diperbolehkan masuk oleh satpam, aku segera memasuki rumah itu. Mbak Ella menyambutku dengan senang hati. Aku benar-benar terpesona melihat bentuk tubuhnya. Saat itu ia mengenakan pakaian senam yg sangat seksi, buah dadanya terlihat begitu menonjol, seperti mau keluar dari tempatnya, dan bongkahan pantatnya benar-benar menggiurkan.
"Hallo keren, silahkan masuk. Kamu santai aja dulu disini, Mbak mau mandi dulu, panas bangat nih!"
Ketika ia berjalan, mataku tak terpejam melihat bentuk tubuhnya dari belakang. Indah sekali. Sampai kemudian pembantunya datang membawa segelas jus jeruk. Aku langsung meminumnya. Ah segar sekali.
Lima belas menit kemudian Mbak Ella keluar lagi dari kamarnya. Wow, benar-benar pemandangan yg luar biasa. Kali ini Mbak Ella hanya mengenakan daster yg sangat tipis. Dengan daster itu sampai-sampai aku bisa mengetahui kalau ia tidak memakai BH lagi dan mengenakan CD warna pink. Kemudian ia duduk di depanku dan menyerahkan HPnya.Aku langsung membukanya.
Saat aku menservis HPnya, sering kali badannya membungkuk melihat apa yg sedang kukerjakan. Ketika aku menoleh, ya ampun kedua bukit kembarnya terlihat begitu jelas, begitu menantang. Sepertinya ia sengaja memperlihatkan bukit kembarnya itu. Kemudian ia duduk disebelahku untuk melihat lebih jelas apa yg sedang kukerjakan. Ia masih juga suka membungkuk. Sampai suatu saat lenganku refleks menyenggol buah dadanya.
"Aduh, maaf Mbak, gak sengaja."
"Oh, gak apa-apa kok. Aku yg sorry nih udah ngeganggu". Ia pun sedikit menjauh.
Jam 21.00, HP Mbak Ella telah selesai kuservis. Setelah basa-basi aku pamit pulang tapi ia melarangku karena hujan diluar deras sekali. Mbak Ella kemudian mengajakku makan malam. Kebetulan sekali, perutku memang sudah lapar. Sambil makan kami mengobrol kesana kemari, sampai Mbak ella menceritakan kehidupan pribadinya. Ternyata ia adalah seorang istri nahkoda kapal. Tapi entah kenapa sudah 5 tahun lebih suaminya tak memberi kabar apapun. Selesai makan kami kembali ke ruang tamu.
"Wan, Mbak merasa kesepian. Maukah kamu menolong Mbak?" Bagai disambar petir aku kaget sekali dengan kata-katanya itu, walaupun aku sudah faham maksudnya.
"Menolong gimana maksud Mbak?"
"Ya mengobati rasa sepi Mbak, kamu mau kan Wan, please?"
"Iya, tapi bagaimana ya Mbak, saya belum pernah melakukannya, saya gak bisa"
"Gak usah khawatir, nanti akan Mbak ajarkan."
Sambil berkata begitu ia langsung menghampiriku dan mulai mencium bibirku. Sebagai lelaki normal, akupun langsung membalas ciumannya. Bibir kami saling berpagut, lidah kami saling menggigit, saling sedot. Cukup lama kami menikmatinya.
"Ayo puaskan Mbak sayang.. ah.. ah." suaranya hanya mendesis ketika ciumanku berpindah ke pipi, kening, turun ke leher dan telinganya.
Akupun gak mau ketinggalan. Tangan kiriku mulai menjalar di pahanya. Kusingkapkan dasternya, benar-benar mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Ketika sampai ke CD-nya, kumasukkan kedua jariku, dan ku garuk-garuk memeknya.
"Ah sayang. Kamu nakal ya"
Aku tidak menghiraukannya. Sementara itu tangan kananku memeras halus buah dadanya dari luar. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkram keras kontolku dari luar. Terasa sakit tapi aku menikmatinya.
Tapi tiba-tiba ia melepaskan pelukannya dan memegang tanganku.
"Jangan disini, gak enak kalo terlihat pembantuku, di kamarku aja."
Setelah menutup pintu kamar, ia langsung menarikku dan menjatuhkanku di ranjangnya. Dengan ganasnya ia menciumiku, seperti seekor macan yg sedang melahap mangsanya. Terus ke bawah dan ke bawah. Setiap jengkal tubuhku tak luput dari ciumannya. Kemudian ia membuka resleting celanaku dan langsung mencengkram rudalku.
"Wan, punya kamu boleh juga. Apa ada wanita lain yg pernah memegang kontol kamu ini Wan?"
"Belum Mbak, kecuali ibuku waktu kecil dulu. Apa Mbak mau.."
Belum selesai kata-kataku, ia telah mengulum, menghisap, kadang meremas kontolku. Pintar sekali ia memainkan adik kecilku. Beberapa menit kemudian, aku sudah merasakan seperti ada lahar panas yg mau keluar.
"Mbak, aku mau keluar.. ohh.. ohh.. ahh.. nikmat sekali Mbak".
Aku pegang kepalanya dan aku tahan agar ia tidak melepaskan kulumannya. Crot.. crot.. crot keluarlah air pejuku di dalam mulutnya.
"Terus sayang, terus.. ah.. Peju kamu enak sekali, keluarin terus, ah peju kamu asin tapi uenak tenan"
Dengan rakusnya ia meminum habis pejuku. Kemudian kami istirahat sejenak.
"Mbak, sekarang giliran saya yg akan puaskan Mbak" Kemudian akupun langsung menerkam tubuhnya.
"Sabar sayang, buka bajunya dulu donk."
Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Setelah telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi senti demi senti tubuh mulusnya. Dari atas ke bawah sampai kepada memeknya. Kurenggangkan kedua pahanya.
"Ayo sayang.. puaskan.. Mbak.. ya.. ohh.. oohh." Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis memeknya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut itilnya.
"Ah.. ennak ssayang.. kamu ppinnttarr.. ohh.. oohh"
Aku sudah tidak mempedulikan kata-katanya. Aku makin asyik dengan mainan baruku. Kumasukkan kedua jariku kedalam lubang memeknya. Kukocok perlahan lahan. Tubuhnya meronta-ronta seperti orang kesetanan, kedua teteknya bergoyang kencang. Aku pun meraih teteknya itu. Dengan tangan kiriku, aku pelintir puting susunya yg sebelah kiri dan mulutku kini menggigit halus puting kanannya. Sementara kedua jari tangan kananku tetap mengocok lubang memeknya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula ia meronta. Kedua kakinya ia jepitkan diatas tubuhku. Sampai akhirnya ia menggelinjang hebat, kedua tangannya mencengkram keras kepalaku. Akhirnya ia mencapai orgasmenya. Ia terkulai lemas. Ditekan-tekannya kepalaku. Aku mengerti maksudnya.
Sekarang giliranku meminum cairan kenikmatannya. Kutelan habis semuanya dan dengan lidahku, kubersihkan daerah memeknya. Kemudian aku naik keatas dan mulai mencium bibir, leher dan telinganya. Akupun turun menghisap kedua susunya. Terkadang kugigit putingnya bergantian. Ia hanya mengeluh merasakan nikmatnya. Beberapa menit kemudian ia sudah terangsang lagi.
"Ayo sayang. Aku sudah tak tahan lagi. Masukin sayang, Masukin yah please.."
"Iya Mbak, aku juga sudah tidak sabar ingin merasakan memek Mbak yg nikmat ini"
Ia mengangkangkan kedua pahanya, dan membimbing burungku memasuki sarangnya. Perlahan lahan kontolku masuk, sampai..bless. Aku berhenti sejenak ketika seluruh kontolku masuk ke memeknya.Oh hangatnya.
"Ayo sayang, goyang sayang ohh.. ohh" Kedua tangannya memegang pantatku dan membantu gerakan pinggulku.
Cukup lama aku mengocoknya, akhirnya kupercepat kocokanku ketika kurasakan lahar panas akan keluar lagi dari kontolku.
"Mbak, oh..aku mau keluar. Di keluarin dimana nih ohh.. oohh"
"Mbak juga mau keluar, ohh.. oohh sama-sama ya sayang.. ohh.. di dalam aja gak apa-apa. Ohh barengan yah." Akhirnya bersama-sama kami mencapai orgasme.
Tubuhku kurebahkan disampingnya. Ia memelukku dan menciumku.
"Terima kasih ya sayang. Kamu benar-benar hebat."
"Mbak juga hebat. Terima kasih Mbak telah mengajarkan saya. Mbak, kalo boleh saya tau, kenapa Mbak memilih saya? Bukankah banyak gigolo diluar sana yg lebih hebat dari saya?"
"Ha.. ha.. Mbak pilih kamu karena Mbak suka kamu. Kamu mempunyai daya tarik sendiri yg aneh Wan. Mbak juga yakin kamu pasti bersih"
Ia tersenyum kemudian menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Malam itu kami masih melakukannya lagi beberapa kali sampai pagi. Bahkan ketika paginya kami mandi bersama-sama. Mbak Ella benar-benar kagum dengan keperkasaan dan permainan ranjangku. Padahal, itu adalah pengalaman pertamaku. Mungkin karena aku sering nonton film BF, karena yg aku lakukan hanya meniru apa yg aku tonton. Tapi kuakui, aku juga banyak belajar dari Mbak Ella. Dialah yg telah merenggut keperjakaanku.
Kemudian kami sarapan bersama. Sekali lagi ia mengucapkan banyak terima kasih padaku. Akupun pamit pulang.
Jam 12 siang HPku berdering, ada SMS masuk. Oh ternyata Mbak Ella.
"Hai sayang, Mbak pergi dulu yah, gak lama kok. Jaga diri baik-baik yah. Sampai ketemu lagi. Daag"
Bagiku seminggu adalah waktu yg lama. Aku benar-benar merindukannya.
Bersambung . . . .
Kisahku berawal kurang lebih 2 tahun yg lalu. Dengan kepandaianku berdagang, saat itu aku telah memiliki banyak pelanggan di tokoku. Kebanyakan dari mereka adalah para karyawan yg bekerja di wilayah perkantoran itu. Salah satunya sebut saja Mbak Ella, usianya 37tahun. Ia adalah seorang manager di suatu perusahaan. Wajahnya cukup menarik, dengan kulit putih bersih. Tubuhnya sangat seksi, padat, dan berisi. Maklum karena dia sering aerobik dan olahraga. Yang menjadi pusat perhatianku adalah payudaranya. Bentuknya tidak terlalu besar, tapi terlihat serasi dengan postur tubuhnya. Aku sering membayangkan jika suatu saat bisa meremas bahkan meminum susunya.
Setiap jam makan siang Mbak Ella selalu mampir ke tokoku. Terkadang membeli voucher, cashing HP, atau sekedar ngobrol denganku. Mungkin karena wawasanku yg luas, aku bisa mengimbangi pembicaraannya. Karena itulah ia senang menghabiskan jam istirahatnya di tokoku. Aku akui, aku sering grogi bila dekat dengannya. Gayanya sedikit centil dan genit. Tapi yg membuatku salah tingkah adalah postur tubuhnya. Kadang aku tak tahan untuk melahap tubuh yg seksi itu. Apalagi bentuk bibirnya ketika berbicara, uhh aku ingin segera mengulumnya. Mbak Ella adalah fantasi seksku ketika beronani.
Aku masih ingat betul, hari itu adalah hari minggu, kurang lebih jam 5 sore. Aku sedang istirahat di rumah ketika HPku berdering.
"Hallo Ridwan, selamat sore. Maaf mengganggu, kamu lagi sibuk gak?" ternyata Mbak Ella yang menelponku.
"Enggak kok Mbak. Saya sedang istirahat. Kalo boleh tahu, ada apa nih sore-sore telepon, mau ngajak makan apa nonton. He.. he..?" candaku.
"Ah kamu, kalo masalah itu sih gampang. Tapi ada yg lebih penting nih?"
"Ada apa Mbak?" aku jadi penasaran.
"Begini, tadi tiba-tiba saja HPku rusak, tidak ada suaranya. Kamu bisa gak ke rumahku sekarang? Masalahnya besok pagi-pagi aku harus berangkat ke luar kota, kalo gak ada HP, wah bisa kacau dong. Kamu bisa kan?"
"Ok deh, demi Mbak saya selalu siap. Tapi dimana alamat rumah Mbak?"
Setelah mendapat alamat yg diberikan aku segera berangkat kesana.
Jam tujuh tepat, aku telah sampai di depan sebuah rumah mewah di suatu kawasan elit di jakarta selatan. Hujan turun rintik-rintik. Setelah diperbolehkan masuk oleh satpam, aku segera memasuki rumah itu. Mbak Ella menyambutku dengan senang hati. Aku benar-benar terpesona melihat bentuk tubuhnya. Saat itu ia mengenakan pakaian senam yg sangat seksi, buah dadanya terlihat begitu menonjol, seperti mau keluar dari tempatnya, dan bongkahan pantatnya benar-benar menggiurkan.
"Hallo keren, silahkan masuk. Kamu santai aja dulu disini, Mbak mau mandi dulu, panas bangat nih!"
Ketika ia berjalan, mataku tak terpejam melihat bentuk tubuhnya dari belakang. Indah sekali. Sampai kemudian pembantunya datang membawa segelas jus jeruk. Aku langsung meminumnya. Ah segar sekali.
Lima belas menit kemudian Mbak Ella keluar lagi dari kamarnya. Wow, benar-benar pemandangan yg luar biasa. Kali ini Mbak Ella hanya mengenakan daster yg sangat tipis. Dengan daster itu sampai-sampai aku bisa mengetahui kalau ia tidak memakai BH lagi dan mengenakan CD warna pink. Kemudian ia duduk di depanku dan menyerahkan HPnya.Aku langsung membukanya.
Saat aku menservis HPnya, sering kali badannya membungkuk melihat apa yg sedang kukerjakan. Ketika aku menoleh, ya ampun kedua bukit kembarnya terlihat begitu jelas, begitu menantang. Sepertinya ia sengaja memperlihatkan bukit kembarnya itu. Kemudian ia duduk disebelahku untuk melihat lebih jelas apa yg sedang kukerjakan. Ia masih juga suka membungkuk. Sampai suatu saat lenganku refleks menyenggol buah dadanya.
"Aduh, maaf Mbak, gak sengaja."
"Oh, gak apa-apa kok. Aku yg sorry nih udah ngeganggu". Ia pun sedikit menjauh.
Jam 21.00, HP Mbak Ella telah selesai kuservis. Setelah basa-basi aku pamit pulang tapi ia melarangku karena hujan diluar deras sekali. Mbak Ella kemudian mengajakku makan malam. Kebetulan sekali, perutku memang sudah lapar. Sambil makan kami mengobrol kesana kemari, sampai Mbak ella menceritakan kehidupan pribadinya. Ternyata ia adalah seorang istri nahkoda kapal. Tapi entah kenapa sudah 5 tahun lebih suaminya tak memberi kabar apapun. Selesai makan kami kembali ke ruang tamu.
"Wan, Mbak merasa kesepian. Maukah kamu menolong Mbak?" Bagai disambar petir aku kaget sekali dengan kata-katanya itu, walaupun aku sudah faham maksudnya.
"Menolong gimana maksud Mbak?"
"Ya mengobati rasa sepi Mbak, kamu mau kan Wan, please?"
"Iya, tapi bagaimana ya Mbak, saya belum pernah melakukannya, saya gak bisa"
"Gak usah khawatir, nanti akan Mbak ajarkan."
Sambil berkata begitu ia langsung menghampiriku dan mulai mencium bibirku. Sebagai lelaki normal, akupun langsung membalas ciumannya. Bibir kami saling berpagut, lidah kami saling menggigit, saling sedot. Cukup lama kami menikmatinya.
"Ayo puaskan Mbak sayang.. ah.. ah." suaranya hanya mendesis ketika ciumanku berpindah ke pipi, kening, turun ke leher dan telinganya.
Akupun gak mau ketinggalan. Tangan kiriku mulai menjalar di pahanya. Kusingkapkan dasternya, benar-benar mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Ketika sampai ke CD-nya, kumasukkan kedua jariku, dan ku garuk-garuk memeknya.
"Ah sayang. Kamu nakal ya"
Aku tidak menghiraukannya. Sementara itu tangan kananku memeras halus buah dadanya dari luar. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkram keras kontolku dari luar. Terasa sakit tapi aku menikmatinya.
Tapi tiba-tiba ia melepaskan pelukannya dan memegang tanganku.
"Jangan disini, gak enak kalo terlihat pembantuku, di kamarku aja."
Setelah menutup pintu kamar, ia langsung menarikku dan menjatuhkanku di ranjangnya. Dengan ganasnya ia menciumiku, seperti seekor macan yg sedang melahap mangsanya. Terus ke bawah dan ke bawah. Setiap jengkal tubuhku tak luput dari ciumannya. Kemudian ia membuka resleting celanaku dan langsung mencengkram rudalku.
"Wan, punya kamu boleh juga. Apa ada wanita lain yg pernah memegang kontol kamu ini Wan?"
"Belum Mbak, kecuali ibuku waktu kecil dulu. Apa Mbak mau.."
Belum selesai kata-kataku, ia telah mengulum, menghisap, kadang meremas kontolku. Pintar sekali ia memainkan adik kecilku. Beberapa menit kemudian, aku sudah merasakan seperti ada lahar panas yg mau keluar.
"Mbak, aku mau keluar.. ohh.. ohh.. ahh.. nikmat sekali Mbak".
Aku pegang kepalanya dan aku tahan agar ia tidak melepaskan kulumannya. Crot.. crot.. crot keluarlah air pejuku di dalam mulutnya.
"Terus sayang, terus.. ah.. Peju kamu enak sekali, keluarin terus, ah peju kamu asin tapi uenak tenan"
Dengan rakusnya ia meminum habis pejuku. Kemudian kami istirahat sejenak.
"Mbak, sekarang giliran saya yg akan puaskan Mbak" Kemudian akupun langsung menerkam tubuhnya.
"Sabar sayang, buka bajunya dulu donk."
Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Setelah telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi senti demi senti tubuh mulusnya. Dari atas ke bawah sampai kepada memeknya. Kurenggangkan kedua pahanya.
"Ayo sayang.. puaskan.. Mbak.. ya.. ohh.. oohh." Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis memeknya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut itilnya.
"Ah.. ennak ssayang.. kamu ppinnttarr.. ohh.. oohh"
Aku sudah tidak mempedulikan kata-katanya. Aku makin asyik dengan mainan baruku. Kumasukkan kedua jariku kedalam lubang memeknya. Kukocok perlahan lahan. Tubuhnya meronta-ronta seperti orang kesetanan, kedua teteknya bergoyang kencang. Aku pun meraih teteknya itu. Dengan tangan kiriku, aku pelintir puting susunya yg sebelah kiri dan mulutku kini menggigit halus puting kanannya. Sementara kedua jari tangan kananku tetap mengocok lubang memeknya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula ia meronta. Kedua kakinya ia jepitkan diatas tubuhku. Sampai akhirnya ia menggelinjang hebat, kedua tangannya mencengkram keras kepalaku. Akhirnya ia mencapai orgasmenya. Ia terkulai lemas. Ditekan-tekannya kepalaku. Aku mengerti maksudnya.
Sekarang giliranku meminum cairan kenikmatannya. Kutelan habis semuanya dan dengan lidahku, kubersihkan daerah memeknya. Kemudian aku naik keatas dan mulai mencium bibir, leher dan telinganya. Akupun turun menghisap kedua susunya. Terkadang kugigit putingnya bergantian. Ia hanya mengeluh merasakan nikmatnya. Beberapa menit kemudian ia sudah terangsang lagi.
"Ayo sayang. Aku sudah tak tahan lagi. Masukin sayang, Masukin yah please.."
"Iya Mbak, aku juga sudah tidak sabar ingin merasakan memek Mbak yg nikmat ini"
Ia mengangkangkan kedua pahanya, dan membimbing burungku memasuki sarangnya. Perlahan lahan kontolku masuk, sampai..bless. Aku berhenti sejenak ketika seluruh kontolku masuk ke memeknya.Oh hangatnya.
"Ayo sayang, goyang sayang ohh.. ohh" Kedua tangannya memegang pantatku dan membantu gerakan pinggulku.
Cukup lama aku mengocoknya, akhirnya kupercepat kocokanku ketika kurasakan lahar panas akan keluar lagi dari kontolku.
"Mbak, oh..aku mau keluar. Di keluarin dimana nih ohh.. oohh"
"Mbak juga mau keluar, ohh.. oohh sama-sama ya sayang.. ohh.. di dalam aja gak apa-apa. Ohh barengan yah." Akhirnya bersama-sama kami mencapai orgasme.
Tubuhku kurebahkan disampingnya. Ia memelukku dan menciumku.
"Terima kasih ya sayang. Kamu benar-benar hebat."
"Mbak juga hebat. Terima kasih Mbak telah mengajarkan saya. Mbak, kalo boleh saya tau, kenapa Mbak memilih saya? Bukankah banyak gigolo diluar sana yg lebih hebat dari saya?"
"Ha.. ha.. Mbak pilih kamu karena Mbak suka kamu. Kamu mempunyai daya tarik sendiri yg aneh Wan. Mbak juga yakin kamu pasti bersih"
Ia tersenyum kemudian menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Malam itu kami masih melakukannya lagi beberapa kali sampai pagi. Bahkan ketika paginya kami mandi bersama-sama. Mbak Ella benar-benar kagum dengan keperkasaan dan permainan ranjangku. Padahal, itu adalah pengalaman pertamaku. Mungkin karena aku sering nonton film BF, karena yg aku lakukan hanya meniru apa yg aku tonton. Tapi kuakui, aku juga banyak belajar dari Mbak Ella. Dialah yg telah merenggut keperjakaanku.
Kemudian kami sarapan bersama. Sekali lagi ia mengucapkan banyak terima kasih padaku. Akupun pamit pulang.
Jam 12 siang HPku berdering, ada SMS masuk. Oh ternyata Mbak Ella.
"Hai sayang, Mbak pergi dulu yah, gak lama kok. Jaga diri baik-baik yah. Sampai ketemu lagi. Daag"
Bagiku seminggu adalah waktu yg lama. Aku benar-benar merindukannya.
Bersambung . . . .